Sebuah hadiah untuk berdua
Hari itu hari yg indah utk berjalan-jalan di Portland. Kami adalah sekelompok konselor yg sedang libur, jauh dari orang2 yg berkemah, berjalan-jalan untuk santai. Cuacanya bagus utk piknik, jadi saat makan siang tiba, kami menuju sebuah taman kecil di kota. Karena memutuskan utk berpisah, membeli makanan yang diinginkan, dan kemudian bertemu kembali di lapangan rumput.
Waktu temanku, Robby, menuju penjual hot dog, aku memutuskan menemaninya. Kami memandang si penjual membuat hot dog yg enak, persis yg diinginkan Robby. Tapi saat temanku mengeluarkan uang utk membayar, si penjual mengejutkan kami.
"Tampaknya hot dog ini sudah kurang hangat." katanya, "jadi tak usah dibayar. Biar gratis saja."
Kami mengucapkan terima kasih, bergabung dgn teman-teman di taman, dan mulai makan. Tapi saat kami mengobrol dan makan, perhatianku terpecah ke seorang lelaki yg duduk sendirian di dekat situ, memandang kami. Kelihatan ia sudah berhari-hari tak mandi. Gelandangan lagi, pikirku, sama seperti gelandangan lain di kota-kota. Aku tak memperhatikannya lagi.
Kami selesai makan dan memutuskan melanjutkan berjalan-jalan. Tapi waktu aku dan Robby hendak membuang sampah, aku mendengar suara yg cukup keras bertanya, "Kotak makanan itu msh ada isinya, tidak?"
Rupanya lelaki yg memandangi kami tadi. Aku tak tahu harus berkata apa. "Tidak, semuanya sudah dimakan."
"Oh. ." cuma itu jawabannya, tanpa ada rasa malu dalam suaranya. Terlihat jelas ia sedang lapar, dan tak tahan melihat makan dibuang, dan ia sudah biasa menanyakan pertanyaan itu.
Aku kasihan pada lelaki itu tapi aku tak tahu harus berbuat apa. Saat itulah Robby berkata, "Tunggu di sini, aku pergi sebentar." lalu ia pergi. Aku memandang dgn rasa ingin tahu sementara ia menyeberang ke penjual hot dog. Lalu aku menyadari apa yg dilakukannya. Ia membeli sebuah hot dog, menyeberang kembali ke tpt sampah, lalu memberikan makanan itu pada si lelaki yg lapar.
Waktu ia kembali bergabung, Robby hanya berkata "Aku hanya meneruskan kebaikan yg diberikan padaku."
Hari itu aku belajar bagaimana kemurahan hati tidak berhenti pada orang yg kau beri. Dengan memberi, kau mengajar orang lain utk memberi juga.
1:24 AM
|
Labels:
Chicken Soup,
insipiratif
|
0 comments:
Post a Comment